Tugas 1 Softskill (BAHASA INDONESIA 2)
PENALARAN , DEDUKTIF , INDUKTIF
Nama :Roby Aditya Negara
NPM :28213044
Kelas :3EB12
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Penalaran
juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk
menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
· Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang
sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang
memang salah.
· Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di
sini harus meliputi sesuatu yang benar secaraformal maupun material.
Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan –
aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang
dijadikan sebagai premis tepat.
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran
Deduktif merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu
proposisi yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk
suatu kesimpulan. Penalaran deduktif juga merupakan proses penalaran untuk
menarik kesimpulan dari hal-hal atau fakta-fakta yang bersifat umum ke hal-hal
yang bersifat khusus.
Ciri
Penalaran Deduktif
1.
Letak kalimat utama di awal paragraf.
2.
Diakhiri dengan penjelasan
3.
Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus.
Jenis penalaran deduktif yaitu:
- Silogisme Kategorial = Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
- Silogisme Hipotesis = Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
- Silogisme Akternatif = Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatiF
- Entimen = Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
CONTOH PARAGRAF DEDUKTIF
Chairil Anwar
terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam
puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai
bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil
dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang
dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan
bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda.
Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru
dalam bidang puisi pada 1945.
Penarikan
kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu penarikan langsung dan tidak
langsung.
- Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang
ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara
langsung
-
Semua S adalah P. (premis)
-
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua
manusia mempunyai rambut. (premis)
Sebagian
yang mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)
-
Semua S adalah P. (premis)
-
Tidak satu pun S adalah tak-P.
(simpulan)
Contoh:
Semua pistol adalah senjata berbahaya.
(premis)
Tidak satu pun pistol adalah senjata
tidak berbahaya. (simpulan)
-
Tidak satu pun S adalah P. (premis)
-
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor pun gajah adalah jerapah.
(premis)
Semua gajah adalah bukan jerapah.
(simpulan)
-
Semua S adalah P. (premis)
-
Tidak satu-pun S adalah tak P.
(simpulan)
-
Tidak satu-pun tak P adalah S.
(simpulan)
Contoh:
Semua kucing adalah berbulu. (premis)
Tidak satu pun kucing adalah tak berbulu. (simpulan)
Tidak satupun yang takberbulu adalah kucing. (simpulan)
2 Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung
diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan
sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan
premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak
langsung, yaitu:
Silogisme
Silogisme adalah
suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Ani adalah manusia
Jadi,
Ani akan mati. (simpulan)
Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
Semua ilmuwan adalah orang cerdas
Anto adalah seorang ilmuwaN
Jadi,
Anto adalah orang cerdas.
Jadi, dengan
demikian silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan silogisme.
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik
kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus.
Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya.
Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat
disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.
Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut
oleh penganut empirisme.
contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing
punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif
membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik.
Selanjutnya pengertian penalaran induktif menurut Tim Balai
Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian,
diantaranya :
1. cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir
logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan
bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran
dari beberapa fakta atau prinsip.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang
diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang
dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran
deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji
informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang
spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.\
Jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
Generalisasi
yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
sejumlah data.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA06 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa
hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 –
65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal
Bahasa Indonesia.
Macam – macam generalisasi
:
a. Generalisasi
sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
b. Generalisasi
tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui
pengujian yang benar.
Analogi
yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat
yang sama.
Contoh :
Dani adalah seorang altlet
lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk
meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Sandy, dia merupakan
seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya
sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat
untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu,
untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan
cara selalu berlatih.
Hubungan
kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling
berhubungan.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga
memuai.
Jika dipanaskan emas memuai
Macam – macam hubungan kausal :
A. Sebab –
akibat
Contoh :
Sejumlah
pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang
mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena
sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah
ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008).
B. Akibat –sebab
Contoh :
Andi
mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat
rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena
belajar yang sangat tekun setiap harinya.
C. Akibat –
akibat
Contoh :
Kemarin
Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari
kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.
Referensi:
Komentar
Posting Komentar