MAKALAH SOFTSKILL 2 "PEREKONOMIAN INDONESIA"

MAKALAH SOFTSKILL
BANTUAN LANGSUNG TUNAI

   







   Dibuat oleh :
          Annisa Maulidina                             (21213139)
          Christin Erlinda                                (21213913)
          Kurniawan Umar Hasan D.           (24213900)
          Nita Rosmawati                               (24213476)
          Roby Aditya Negara                       (28213044)




UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG
Jl. KH. Noer Ali (Eks. Duta Plaza)
Bekasi Barat



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul BANTUAN LANGSUNG TUNAIdengan baik dan semoga sesuai dengan apa yang diharapkan.
Makalah ini juga merupakan salah satu kelengkapan tugas mahasiswa/i kelas 1EB20 sebagai syarat penilaian mata kuliah Perekonomian Indonesia pada tahun ajaran ATA 2013/2014.
Dalam kesempatan ini, penyusun megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam proses penyelesaian makalah ini.
Ucapan terima kasih tersebut ditunjukan kepada yang terhormat:
            Bapak Mujiyana, S.E, MM selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu semoga pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun dan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih positif serta memberikan manfaat pada kita semua.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak.





                                                                                                                             Penyusun





LATAR BELAKANG

BLT adalah suatu program bantuan yang dicanangkan pemerintah untuk rakyat miskin  atau sekarang yang sudah berganti nama  menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) .  Suatu kebijakan yang dilakukan pemerintah dikarenakan kenaikan harga-harga bahan pokok di Indonesia membuat rakyat-rakyat miskin mengalami krisis makanan karena mereka tidak bisa membeli bahan  makanan  dikarenakan   harganya  yang mahal . Begitu banyak pro dan  kontra yang muncul atas kebijkan yang diambil pemerintah itu dikarenakan kebijakan tersebut  tidak  luput  dari “ketidakadilan” . Karena masih banyak rakyat miskin yang belum pernah merasakan bantuan tersebut . Dengan demikian dapat alasan program BLT adalah alasan yang prioritas dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia . Sebagai dasar pelaksanaan program  BLT  dalam undang–undang adalah sebagaimana  tertuang    dalam Rencana Pembangunan jangka Menengah  (RPJM)  dalam kurun waktu  2004-2009 ,  yaitu meningkatkan kesejahteraan  rakyat , yang diantaranya memuat target penurunan angka  kemiskinan.Dengan demikian diharapkan dapat membangun semangat untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik kedepannya.


Rumusan masalah
     1     Apa saja kelemahan dan kelebihan program Bantuan Langsung Tunai?
     2    Apa saja tujuan Bantuan Langsung Tunai?

Tujuan
      1    Untuk memenuhi tugas mata kuliah softskill Perekonomian Indonesia.
      2    Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan program Bantuan Langsung Tunai.
      3     Untuk mengetahui perkembangan perekonomian Indonesia dari program Bantuan Langsung Tunai.



     A.    Pengertian Bantuan Langsung Tunai
Bantuan Langsung Tunai adalah bantuan langsung berupa uang tunai yang berasal dari pemerintah yang ditujukan pada keluarga yang kurang mampu. Tujuan diberikannya Bantuan Langsung Tunai adalah sebagai pengganti subsidi BBM dalam rangka menyejahterakan warga yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.Kriteria keluarga yang berhak menerima Bantuan  Langsung Tunai :
-          Gaji dibawah Rp. 1.000.000,00
-          Tidak memiliki simpanan uang atau tabungan
-          Tidak memiliki barang-barang berharga atau barang yang dijual dengan mudah
Persyaratan untuk mendapatkan dana Bantuan Langsung Tunai :
-          Masuk dalam data keluarga kurang mampu dari tiap-tiap kelurahan
-          Mendapatkan bukti keterangan kurang mampu dari masing-masing kelurahan
Aliran dana Bantuan Langsung Tunai : dari pemerintah dialirkan ke  kelurahan setempat kemudian disalurkan ke RW-RW setempat untuk diproses ke  RT-RT kemudian disalurkan kewarga yang kurang mampu untuk mendapatkan dana Bantuan Langsung Tunai.


                  B.    Sejarah Bantuan Langsung Tunai
Pada tahun 2004 Pemerintah Indonesia memastikan harga minyak dunia naik, mereka pun memutuskan memotong subsidi minyak.Hal ini dilakukan dengan alasan BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh orang-orang dari kalangan industri dan berstatus mampu. Lalu, setelah didata lebih lanjut, diketahui dari tahun 1998 sampai dengan 2005 penggunaan bahan bakar bersubsidi telah digunakan sebanyak 75 persen. Pemotongan subsidi terus terjadi hingga tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 50 persen dari harga awal, karena harga minyak dunia kembali naik saat itu. Akibatnya, harga bahan-bahan pokok pun ikut naik.
Selain program BLT tak bersyarat, pemerintah juga menyelenggarakan program BLT bersyarat dengan nama Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah program bantuan untuk keluarga miskin dengan syarat mereka harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek kesehatan rutin. Target utama dari program ini adalah keluarga miskin dengan anak berusia antara 0 sampai 15 tahun, atau ibu yang sedang hamil pada saat mendaftar. Dana tunai akan diberikan kepada keluarga pendaftar selama enam tahun. Program ini menargetkan sekitar 2,4 juta keluarga miskin, dan telah diberikan ke 20 provinsi, 86 daerah, dan 739 sub daerah dengan jumlah telah menyentuh 816.000 keluarga miskin.

     C.     Teknis penyaluran Bantuan Langsung Tunai di Indonesia
Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi data nama nominasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan diberikan bantuan, pembagian kartu BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan dan evaluasi.Mekanisme pembagian BLT yang terstruktur baru diberlakukan pada tahun 2008, dan mekanisme ini tetap digunakan pada tahun 2013. Tetapi di tahun 2013 penyelenggaran BLT tidak lagi menggunakan kartu, melainkan langsung dengan kartu penerima beras miskin (raskin).Rincian kerja dan mekanisme BLT adalah:
Sosialisasi dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika dan Departemen Sosial bersama dengan elemen masyarakat lainnya seperti kepala pemerintah di daerah-daerah, lembaga sosial kemasyarakatan, dan tokoh-tokoh masyarakat.
Setelah nama dan alamat para nominasi penerima BLT terdaftar, selanjutnya data dikirimkan ke PT Pos Indonesia untuk diproses.
Selesai diproses, kartu penerima BLT dicetak dengan tandatangan dari Menteri Keuangan. elanjutnya kartu-kartu tersebut dikirim kembali ke kantor kelurahan masing-masing untuk dicek, setelah itu baru dibagikan.
Kartu yang telah dimiliki dapat digunakan untuk meminta pencairan dana BLT di Kantor Pos atau di tempat-tempat tertentu sesuai jadwal masing-masing. Jika kartu BLT hilang atau data tidak sesuai, warga tetap bisa meminta dengan bukti berupa identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengemudi, atau Surat Keterangan dari Kelurahan.Tetapi kartu asli tanda terima BLT tetap tidak bisa diganti.
Terakhir, BLT yang telah berjalan tiap bulannya akan dievaluasi dan diperiksa oleh tim khusus dan hasil laporannya dikirim ke Departemen Sosial.
Alur sederhana pembagian BLT di tahun 2008 dan 2013. Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi data daftar nama nominasi penerima BLT, pembagian kupon BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan evaluatif.

      D.     Kontroversi Bantuan Langsung Tunai di Indonesia
Selama penyelenggaraannya, banyak kontroversi berkembang terkait program BLT dari tahun ke tahun. Kontroversi tersebut berkembang dengan beragam anggapan seperti program BLT sebagai alat pendongkrak popularitas jelang pemilu, pembodohan bangsa, dan penambah beban dengan hutang. Konflik yang berjalan pun berkembang menjadi protes dengan demo dari masyarakat, atau perdebatan di kalangan para politikus.

BLT sebagai alat pendongkrak popularitas

Kecurigaan bahwa BLT sebagai alat penarik simpati berkembang karena pemberian BLT selalu bertepatan dengan masa-masa pemilihan umum. Beberapa akademisi maupun kritikus menganggap program BLT yang diselenggarakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah semata-mata demi meningkatkan popularitas partainya yang sedang menurun. Kecurigaan tersebut diucapkan pada sebuah seminar diskusi di Universitas Gadjah Mada,Sebelumnya BLT dianggap sukses pada tahun 2005 tepat setelah SBY dilantik menjadi presiden, lalu diwujudkan kembali di tahun 2009 di saat musim pemilihan presiden.Hingga di tahun 2013, kecurigaan kembali menguat ketika program BLT kembali digelontorkan tepat menjelang musim pemilu. Hal ini sama seperti pada tahun 2009, hanya saja program tersebut berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Para pengamat pun mengatakan, program BLT sebenarnya tidak diperlukan sebagai kompensasi jelang kenaikan harga BBM, karena masyarakat Indonesia tidak terkena imbas berupa kesulitan ekonomi pasca kenaikan BBM. Program BLT juga disinyalir rawan manipulasi politik dalam hal pengelolaannya. Strategi manipulasi itu mencakup jangka waktu distribusi, jumlah penerima, metode pembagian bantuan, serta landasan hukum yang menyertainya.

Dana BLT dari hutang

Temuan paling kontroversial adalah ketika Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Anwar Nasution, membeberkan bahwa uang yang diperoleh untuk program BLT ternyata berasal dari hutang. Hal itu dibuktikan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) ketika melakukan penelusuran pada dokumen-dokumen perjanjian hutang. Mereka juga menemukan bahwa program BLT adalah salah satu program kebijakan yang didesain oleh Bank Dunia dan didukung oleh Asian Development Bank (ADB), dan Jepang. Meski begitu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie mengatakan tidak semua pembiayaan BLT menggunakan hutang. Lalu, menteri keuangan Sri Mulyani membantah segala tuduhan tersebut. Katanya, program BLT bukan dari hutang, melainkan dari kompensasi kenaikan harga BBM. Sumber pendanaan biaya ini telah berjalan sejak tahun 2005 lalu. Dan, menurutnya, dewan pemeriksa keuangan telah salah memahami laporan keuangan yang diberikan oleh pemerintah mengenai sumber keuangan BLT. 

Program BLT tidak mendidik

Selain itu, beberapa pihak mengatakan program BLT juga dianggap sebagai program pembodohan masyarakat yang merubah mental bangsa menjadi pemalas, peminta-minta, dan manja.
Uang yang diberikan dari program tersebut juga dapat disalahgunakan oleh rakyatnya sendiri, seperti membeli rokok, minum-minuman, atau hal-hal yang melanggar tujuan utama dari program BLT.

Golongan pendukung BLT

Tetapi, ada juga beberapa kalangan yang mendukung rogram BLT. Mereka berpendapat program BLT adalah program yang mampu membantu masyarakat miskin.Meskipun tidak berpengaruh langsung dari segi daya beli masyarakat, uang tunai tersebut dapat menjadi tabungan dan modal usaha bagi warga miskin. Jadi program BLT mampu meningkatkan kesejahteraan sebagian kecil masyarakat, meskipun penyalurannya belum sepenuhnya efektif. Menteri Perdagangan dan Menteri Pembangunan Nasional mengatakan, program BLT pada tahun 2005 hanya terjadi sekitar lima hingga enam persen kegagalan, sedangkan 95 persen lainnya tepat sasaran. Dan berdasarkan survei atas 56 perguruan tinggi negeri maupun swasta membuktikan bahwa 90 persen penyaluran BLT kepada 19,1 juta warga miskin sukses.Dukungan serupa terhadap BLT juga disampaikan oleh Anas Urbaningrum, ketua Partai Demokrat ke-3, yang menekankan bahwa program tersebut harus dilihat dari asas manfaat. Dia menambahkan, pandangan ini penting karena untuk mempertahankan daya beli masyarakat tidak bisa menunggu lebih lama setelah BBM dinaikkan.

  E.     Manfaat dan kesuksesan program Bantuan Langsung Tunai
Bank dunia belum lama ini mengumumkan bahwa baik program BLT bersyarat maupun tak bersyarat memiliki pengaruh positif terhadap aspek kesejahteraan hidup di beberapa negara penyelenggara seperti di kawasan Amerika Latin, Afrika, Eropa, dan Asia. Penurunan angka kurang gizi terjadi pada anak-anak di banyak negara seperti Meksiko,Kolombia, dan Jamaika. Program BLT bersyarat di negara-negara tersebut fokus pada peningkatan gizi anak, karena permasalahan utama di negara tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia dari segi kesehatan. Di Nikaragua misalnya, angka anak dan bayi kekurangan gizi merosot beberapa persen setelah dua tahun program bantuan bernama Red de Protección Social (RPS) diselenggarakan. Selain pada kesehatan, BLT juga mempermudah masyarakat di Amerika Latin dan Afrika sub-Saharauntuk memperoleh makanan yang cukup. Di Etiopia, berkat program sejenis BLT bernama Meket dari Inggris, hampir 75 persen masyarakatnya membeli makanan bergizi seperti daging, minyak, dan gula. Hal yang sama terjadi di Malawi, dengan program serupa bernama Mchinji, masyarakatnya mampu mengkonsumsi daging dan ikan selama 3 hari per minggu di bandingkan rumah tangga yang tidak mendapat program tersebut.
Program bantuan langsung tunai juga bermanfaat untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan; hal ini dibuktikan dari survei yang dilakukan di Amerika Latin dan Afrika.Program BLT di negara tersebut mengutamakan penerimanya adalah perempuan, sehingga hal ini berdampak pada status kontrol dan keputusan keuangan berada di tangan para ibu. Di Meksiko, Peru, dan Ekuador menunjukkan bahwa para wanita penerima program BLT di negara tersebut merasa lebih percaya dirin dalam hal pengambilan keputusan seputar manajemen keluarga. Dan yang lebih utama, posisi mereka menjadi sangat penting dalam keluarga, dan diakui oleh para lelaki.
Meskipun program BLT di Indonesia sering dinilai memiliki banyak kelemahan, beberapa lembaga masih mengklaim program tersebut sukses. Bank Dunia melaporkan, Indonesia termasuk Negara yang paling sukses menyelenggarakan bantuan berjenis langsung tunai kepada masyarakat miskin dibandingkan Negara lain. Hal ini mereka buktikan dengan laporan triwulanan ketiga di tahun 2010. Dalam laporan itu mereka berkomentar pemerintah Indonesia berhasil menyalurkan kepada sepertiga rumah tangga di Indonesia hanya dalam waktu kurang dari 5 bulan. Penyaluran ke keluarga sasaran di Indonesia juga dinilai tepat waktu oleh Bank Dunia, dan hal itu berdampak positif pada pembangunan masyarakat dan menjadi insentif bagi yang tidak produktif.
Selain itu, Menteri Sosial, Bachtiar Hamzah juga menyatakan keberhasilan program BLT sebagai salah satu program yang bertujuan menurunkan jumlah warga miskin. Hal itu dia buktikan dengan bukti bahwa pada tahun 2007 warga miskin berjumlah 37 juta, namun berkurang di tahun 2008 menjadi 35 juga warga miskin. Paskah Suzetta, kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), juga memuji keberhasilan program BLT. Menurutnya BLT dapat menjaga daya beli masyarakat dan melepas keterpurukan.
Jenis lain dari BLT, Program Keluarga Harapan (PKH), juga diklaim berhasil memenuhi target penyaluran yang mencapai 1,5 juta penerima. Karena sasaran utama dari program ini adalah kaum ibu, program ini menjadi program yang tidak hanya menekan angka kemiskinan, tetapi juga memberdayakan kaum perempuan. Karena kesuksesan tersebut, Program PKH yang telah berjalan sejak 2007 tahun itu tetap dilanjutkan hingga tahun 2014.

  F.     Kelemahan Program Bantuan Langsung Tunai di Indonesia
Meskipun program BLT di Indonesia telah banyak dinilai sukses oleh beberapa tokoh, tidak sedikit kritik dan penilaian kurang memuaskan dari beberapa kalangan dari segi teknisnya. Hal yang menyangkut teknis tersebut adalah pertama, pembagian tidak merata disebabkan data yang digunakan adalah data lama. Contoh kasusnya adalah kasus pemberian dana BLT di tahun 2008 yang tidak merata dan salah sasaran karena data yang digunakan adalah data warga miskin tahun 2005. Kedua, program BLT kerap kali menciptakan peluang korupsi, dengan jalan pemotongan dana bantuan dengan beragam cara. Contohnya penyunatan dana BLT di Pekalongan Jawa Tengah yang dilakukan oleh kelurahan sekitar dengan alasan pemerataan untuk keluarga yang tidak mendapatkan BLT. Ketiga, kurangnya koordinasi  antara pemerintah pusat dengan para pengurus tingkat daerah. Buktinya adalah kota Manado Sulawesi Utara dan Kotabaru Kalimantan belum mendapat BLT karena PT Pos Indonesia belum mendapatkan pesan dari presiden. Keempat, jumlah nominal insentif BLT sama sekali tidak memiliki pengaruh signifikan bagi kesulitan yang dihadapi warga miskin. Uang 100 ribu per bulan sama sekali tidak memenuhi kebutuhan harian, padahal harga sembako naik. Yang kelima, program BLT disinyalir memicu konflik sosial di tengah masyarakat.Contohnya, di Cirebon terdapat ratusan kepala desa yang menolak kebijakan pemberian BLT sebagai kompensasi kenaikan BBM.


KESIMPULAN :

·  Bantuan Langsung Tunai adalah bantuan langsung berupa uang tunai yang berasal dari pemerintah yang ditujukan pada keluarga yang kurang mampu
·        Tujuan diberikannya Bantuan Langsung Tunai adalah sebagai pengganti subsidi BBM dalam rangka menyejahterakan warga yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
·    Tahapan pelaksanaan program bantuan langsung tunai di Indonesia umumnya dimulai dari sosialisasi, verifikasi, pembagian kartu BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan dan evaluasi
·         Kontroversi Bantuan Langsung Tunai di Indonesia
§  BLT sebagai alat pendongkrak popularitas
§  Dana BLT dari hutang
§  Program BLT tidak mendidik
§  Golongan pendukung BLT
·   Program bantuan langsung tunai juga bermanfaat untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan
·         Kelemahan Program Bantuan Langsung Tunai di Indonesia
§  pembagian tidak merata
§  program BLT kerap kali menciptakan peluang korupsi
§  kurangnya koordinasi 
§  jumlah nominal insentif BLT sama sekali tidak memiliki pengaruh signifikan
§  program BLT disinyalir memicu konflik sosial


DAFTAR PUSTAKA
http://c1nt4kusuc1s3l4m4ny4.blogspot.com/






Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRINSIP-PRINSIP ETIKA MENURUT AICPA , IFAC DAN IAI

TUGAS 4 (SURAT MENYURAT) " SOFTSKILL" ( BAHASA INDONESIA 2 )

Tugas 2 ( Komparatif SAK Indonesia dengan Jerman )