TUGAS TULISAN 1 BAHASA INDONESIA 2 (SOFTSKILL)
POTENSI
PARIWISATA DI PROVINSI BENGKULU
Roby
Aditya Negara (28213044)
Email
: robyadityanegara@gmail.com
Fakultas
Ekonomi – Akuntansi , Universitas Gunadarma , Kampus UG Depok , Jawa Barat
16424 , Indonesia
SEJARAH BENGKULU
Bengkulu adalah sebuah Provinsi ini terletak di bagian barat
daya Pulau Sumatera.
Provinsi Bengkulu yang sama dengan nama ibu kotanya yaitu Bengkulu merupakan
kota pesisir yang awalnya dikenal dengan nama Bencoolen.Bengkulu
memiliki luas 19.788,70 km2 yang berbatasan langsung dengan Sumatera Barat ,
Lampung , Jambi , Palembang . Di wilayah
Bengkulu pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti
Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai
Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan
Kerajaan Marau Riang. Sebagian wilayah Bengkulu,
juga pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Inderapura semenjak abad ke-17. Sejak 1685 British East India Company (EIC) mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen/Coolen
yang berasal dari bahasa inggris "Cut Land" yang berarti tanah patah
wilayah ini adalah wilayah patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia dan
kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu.
Sejak 1713 , dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang
masih tegak berdiri . Namun, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat
itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah
mencukupi.Sejak dilaksanakannya Perjanjian
London pada tahun 1824 ,
Bengkulu diserahkan ke Belanda,
dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan
Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung) Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi
bagian dari Hindia
Belanda.Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan
tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan
penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit. Pada
tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan,
termasuk Sukarno. Pada masa
inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi istrinya . Setelah
kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Baru sejak tanggal 18 November1968 ditingkatkan statusnya menjadi
provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor
Timur).
SENI DAN BUDAYA
Bengkulu memiliki kerajinan tradisional batik
besurek, yakni kain batik yang dihiasi huruf-huruf Arab gundul dan diakui oleh
pemerintah Republik Indonesia sebagi salah satu bagian warisan budaya Republik
Indonesia serta turut memperkaya khazanah budaya di Indonesia. Kebudayaan
Bengkulu memiliki beberapa ciri berbeda karena dipengaruhi oleh suku-suku
berbeda yakni kebudayaan Bengkulu Selatan/suku Serawai, kebudayaan Rejang dan kebudayaan
pesisir. Budaya tabot merupakan satu kultur unik yang memadukan tradisi lokal
dengan Islam Syiah secara kultural.
Tari tradisional
Tari-tarian tradisional dari Bengkulu antara lain:
·
Tari Tombak Kerbau
·
Tari Putri Gading
Cempaka
·
Tari Pukek
·
Tari Andun
·
Tari Kejei
·
Tari Penyambutan
·
Tari Bidadari Menimang
Anak
·
Tari Topeng
Seni musik
Seni music dari Bengkulu antara lain :
·
Geritan, cerita sambil
berlagu.
·
Serambeak, seni yang
berupa patatah-petitih.
·
Andei-andei, seni
sastra yang berupa nasihat.
·
Sambei, seni vokal
khas suku Rejang yang biasanya untuk pesta perkawinan.
PARIWISATA YANG TERDAPAT DI PROVINSI
BENGKULU
Benteng Marlborough (Fort
Marlborough) bukan hanya merupakan benteng pertahanan daerah kekuasaan Inggris
di kawasan pantai barat Sumatera tapi juga tempat untuk mempertahankan Bengkulu
sebagai daerah monopoli lada dan perdagangan. Benteng ini dibangun oleh East
India Company (EIC) tahun 1713-1719 pada masa kepemimpinan Gubernur Joseph
Callet. Benteng ini dianggap sebagai benteng terkuat kedua milik Inggris di
wilayah timur setelah benteng St. George di Madras, India. Nama Marlborough
sendiri diberikan oleh pemerintah Inggris kepada John Churchil yang bergelar
Duke of Marlborough I sebagai tanda penghormatan. Pada awalnya benteng
digunakan sebagai pertahanan namun kemudian beralih fungsi sebagai tempat
perdagangan komoditi lada sekaligus pusat pengawasan jalur Selat Malaka.
Dilihat dari arsitektur bangunannya benteng ini lebih mirip seperti hunian di
tengah kota daripada benteng atau pusat perdagangan. Menurut catatan British
Library yang ada di benteng ini menjelaskan tentang proses pembaptisan,
perkawinan, dan kematian dari para penghuninya. Terdapat sekitar 90 pegawai
sipil dan militer yang tinggal di dalam benteng ini.Saat ini, benteng masih
berdiri kokoh di tanah seluas 44.100 m² dengan panjang 240,5 m dan lebar 170,5
m, menghadap ke arah selatan dan membelakangi Samudra Hindia. Bentuk arsitektur
bangunan ini mirip kura-kura, terdapat jembatan yang menghubungkan bagian kepala
dan badan, sebuah jembatan di atas parit yang membentuk ekor dan jembatan yang
menghubungkan jalan masuk dengan bagian luar. Dahulu ketiga jembatan ini bisa
diangkat dan diturunkan. Sampai saat ini batas dinding terluar masih nampak
yaitu berupa parit-parit.Di dalam bangunan ini terdapat ruang tahanan, gudang
persenjataan, kantor, beberapa meriam, ruang perlindungan, terowongan sepanjang
6 m dan lebar 2 m. Sedangkan di bagian belakang terdapat tiga makam yaitu makam
Thomas Parr, Charles Muray dan satu makam tak dikenal. Terdapat juga prasasti
nisan yang bertuliskan nama, tanggal dan tahun kematian tentara Inggris.
Rumah Pengasingan Soekarno
Melanjutkan pengasingannya dari Ende, Flores, kemudian
Bung Karno menempati rumah ini dari tahun 1938 hingga 1942. Di Bengkulu, Sang
Proklamator bertemu dengan Fatmawati, gadis asli Bengkulu yang kemudian menjadi
istrinya sekaligus sang penjahit Bendera Sang Saka Merah Putih saat Proklamasi
17 Agustus 1945. Lokasi Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Jeruk yang sekarang
berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan
Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Lokasinya di pusat kota akan memudahkan Anda
menemukannya.Di rumah ini tersimpan benda-benda peninggalan Bung Karno yang memiliki
nilai sejarah sekaligus menemani Bapak Proklamator dalam menyusun
strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan. Pembagian ruangan dan
penataan koleksi benda bersejarah di rumah ini rapi dan teratur.Rumah
pengasingan ini ukuran aslinya adalah 162 m² dengan bangunan 9 x 18 m. Bentuk
bangunannya empat persegi panjang tidak berkaki dan dindingnya polos. Memiliki
halaman yang cukup luas dengan atap berbentuk limas. Pintu utamanya berdaun
ganda berbentuk persegi panjang dengan jendela persegi panjang berhias
kisi-kisi. Belum diketahui kapan rumah ini pertama kali didirikan namun diperkirakan
dibangun awal abad ke-20.Awalnya rumah tersebut merupakan milik pengusaha
Tionghoa bernama Tan Eng Cian yang bekerja saat itu sebagai penyumplai sembako untuk Pemerintah Hindia Belanda. Anda
masih dapat melihat ciri rumah Cina dari bangunannya pada lubang angin yang
terdapat di atas jendela dan pintu bermotif huruf Cina. Rumah ini kemudian
disewa oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk menempatkan Bung Karno selama diasingkan
di Bengkulu.Saat ini bangunan lamanya masih dipertahankan seperti awalnya hanya
saja pada 2006 Pemprov Bengkulu menambahkan bangunan bernama Persada Bungkarno
yang berfungsi sebagai museum, perpustakaan, ruang pertemuan, dan gedung
pertunjukan. Untuk masuk ke rumah Bung Karno ini, Anda dikenakan biaya
Rp2.500,-.
Pantai Panjang
Keistimewaan pantai ini adalah memiliki garis pantai yang
sangat panjang mencapai 7 km. Di sini Anda akan mendapatkan garis pasang dan
garis surut pantai sekitar 500 meter. Penyebabnya adalah karena di sini tidak
ada karang sehingga saat air laut pasang membuatnya mendapat jangkauan lebih
jauh. Di pantai ini pastinya Anda akan melihat hamparan pasir putih berbulir
halus yang luas dan landai.Letak Pantai Panjang sangat strategis di kawasan
bisnis pariwisata Bengkulu yang tesedia beragam hotel, restoran, cottage, dan
pusat perbelanjaan. Jaraknya dapat ditempuh hanya 15 menit dari pusat kota
Bengkulu atau sekitar 3 km menuju gerbangnya. Pantai ini akan menjadi sangat ramai
saat Hari Raya Idul Fitri dan menjadi pusat keramaian saat pergantian tahun
baru.Uniknya Pantai Panjang tidak ada pohon kelapa karena lebih didominasi
pohon cemara dan pohon pinus. Pohon pinus tersebut mempercantik Pantai Panjang
dan masih bisa dijadikan tempat berteduh. Kawasan wisata ini memiliki beragam
fasilitas, baik itu penginapan, restoran dan cafe, pusat perbelanjaan, arena
bermain anak, hingga fasilitas olah raga tersedia di kawasan ini.Masyarakat
Bengkulu menjadikan Pantai Panjang sebagai salah satu pusat terapi dengan
berjogging pagi atau sore hari di lintasannya. Mereka berlari dengan
bertelanjang kaki karena lintasan tersebut dapat membantu melancarkan peredaran
darah.
Danau Dendam Tak Sudah
Mendengar nama danau ini kemungkinan besar akan menggelitik rasa ingin tahu Anda. Danau Dendam Tak Sudah begitu masyarakat Bengkulu mengenalnya. Di balik namanya yang unik ternyata juga memiliki keindahan tersendiri.Memiliki luasnya sekira 37,50 hektar, danau ini terletak di Kota Curup, Bengkulu Utara, tidak jauh dari pusat Kota Bengkulu, yakni sekira 6 km. Danau yang dikelilingi bukit-bukit hijau ini merupakan kawasan cagar alam yang menyimpan banyak potensi ekologi dan keseimbangan ekosistem.Cagar Alam Danau Dendam Tak Sudah mengalami beberapa kali perluasan area. Pertama tahun 1936, dimana Pemerintah Hindia Belanda menetapkannya sebagai cagar alam dengan total luas 11,5 hektare. Pada 1979, kawasan cagar alam dipeluas lagi menjadi 430 hektare. Hingga pada 1999, luas kawasan menjadi 577 hektare.Danau ini menjadi habitat bagi beberapa jenis ikan langka. Ikan-ikan tersebut berasal dari famili Anabantidae, Bagridae, dan Cyprinidae. Hal spesial lainnya tentang danau ini merupakan habitat utama bagi tumbuhan endemik langka, yaitu anggrek pensil (Vanda hookeriana). Jenis lainnya juga hidup di sini seperti anggrek matahari, nipah, plawi, pulai, bakung, gelam, terentang, sikeduduk, brosong, ambacang rawa, dan pakis.Selain flora, fauna yang menghuni kawasan cagar alam juga kerap menjadi tontonan atau atraksi tersendiri bagi wisatawan. Hewan-hewan seperti lutung atau kera ekor panjang sering tampak bergelantungan di pepohonan sekitar danau. Beberapa jenis hewan lain yang menghuni kawasan sekitar danau adalah burung kutilang, babi hutan, siamang, ular phyton dan masih banyak lagi yang lainnya.Perihal tentang namanya yang tidak biasa tersebut, ada dua kisah yang dipercaya menjadi latar belakang penamaan. Pertama adalah kisah yang merupakan legenda. Konon, ada sepasang kekasih yang kasihnya tak kesampaian sebab tidak direstui orang tua. Sepasang kekasih yang dimabuk asmara itu kemudian dikisahkan bunuh diri ke danau dan inilah yang menjadikannya disebut Danau Dendam Tak Sudah. Konon, sejak saat itu ada dua ekor lintah raksasa yang merupakan jelmaan sepasang kekasih tersebut.Kisah lain adalah berlatar sejarah dimana Belanda yang saat itu menduduki Indonesia memutuskan membuat dam di danau ini. Tujuannya adalah agar air danau tidak mudah meluap untuk mempermudah pembangunan jalan di sekitar danau. Akan tetapi, pada prakteknya, pembangunan dam terhenti atau tidak pernah selesai. “Dam Tak Sudah” begitu mereka menyebutnya. Entah bagaimana awalnya “Dam Tak Sudah” kini berubah menjadi “Dendam Tak Sudah”.
Bukit Kaba
Hamparan hijau di kaki Bukit Kaba benar-benar memanjakan mata, warna-warni buah dan sayur mayur yang tumbuh di sana membuat lansekap alam kian memikat dengan aktivitas ibu-ibu di tengah perkebunan. Panorama yang disuguhkan pun digenapi tampilan gunung api kembar dan gunung hitam yang telah padam.Hanya ada dua gunung yang dimiliki Provinsi Bengkulu, yaitu: Bukit Daun dan Bukit Kaba. Keduanya terletak di Kabupaten Rejang Lebong yang menghinjau ditanami sayur dan buah-buahan segar. Dari kedua gunung tersebut adalah Bukit Kaba yang lebih popular karena terkenal ramah untuk pendaki pemula.Bukit Kaba terletak di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.Ketinggian puncak Bukit Kaba sekira 1.952 m dpl namun terdapat kawah besar di ketinggian sekira 1.700 m dpl yang menyuguhkan pemandangan menarik. Rutenya pun sudah terarah meliputi dua jalur, yakni jalur tanah yang biasa digunakan untuk trekking dan jalur aspal yang bisa dilewati oleh ojek. Jalur aspal dibuat sejak 1994 untuk melancarkan petugas yang pulang
pergi mengamati aktivitas gunung.Ditinjau dari sejarah letusannya, Bukit Kaba
adalah gunung api aktif tipe A, yaitu tipe gunung yang pernah meletus tahun
1600 sampai sekarang. Ada 8 kawah yang dimiliki gunung ini tapi 5 diantaranya
tertutup vegetasi. Bukit Kaba senantiasa dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana (PVMB) yang bisa ditemui di kaki gunung. Petugas akan
menginformasikan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat bahwa gunung
ini aman atau tidak untuk didaki. Meskipun selama ini gunung menunjukkan
pertanda baik-baik saja, Anda yang hendak naik disarankan untuk melakukan
pengecekan terlebih dahulu ke pos penjaga.Pendakian pertama dilakukan dari pos
menuju pematang durian dengan waktu sekira 3-4 jam namun medan ini bisa dilalui
oleh roda empat jika Anda ingin menghemat tenaga. Pendakian berikutnya
berlanjut melewati kepungan hutan yang dilengkapi kemiringan ekstrem selama 2
jam. Saat persediaan air habis maka isi saja botol minum itu pada sumber mata
air yang terdapat di jalur ini. Ada pula air terjun yang menawarkan tempat
untuk sekadar membersihkan diri sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak.Jika
sudah tiba di area kubah Bukit Kaba, Anda bisa menghela nafas panjang,
meregangkan tubuh sejenak dan meluruskan kaki yang begitu letih. Dari situ,
bersiaplah melalui 307 anak tangga untuk mencapai kawah dan puncak Bukit Kaba.
Anda yang melewati jalur aspal pun harus menghadapi anak tangga tersebut setelah
menaiki ojek selama 30 menit.Dua puluh menit menapaki tangga akan terbayar
setelah Anda melihat tiga buah kawah pada puncak Bukit Kaba. Asap yang mengepul
dari dua kawah menandakan bahwa gunung ini masih aktif, satu kawah lain yang
sudah mati tidak lagi mengeluarkan asap. Pagar-pagar yang bertengger di bibir
kawah dibuat dengan maksud menjaga pengunjung agar tidak terjerembab ke dalam
kawah. Apabila Anda melihat buah-buahan atau bahkan sesajen di puncak kawah,
ini merupakan pertanda bahwa Bukit Kaba masih dipercaya masyarakat sebagai tempat menghaturkan doa. Mereka
meminta banyak hal, mulai dari keselamatan hingga kesembuhan dari berbagai
penyakit.Jangan ragu untuk mendaki ke Bukit Kaba walaupun Anda belum mengetahui
banyak tentang informasinya. Ada Pokdarwis yang beranggotakan pria-pria Desa
Sumber Urip, mereka siap membantu pendaki mengelola transportasi hingga
konsumsi. Desa Sumber Urip dahulu menjadi kawasan transmigrasi bagi orang jawa,
jadi wajar saja jika Anda akan menemukan banyak penduduk yang berbahasa Jawa di
sini.
Suban Air Panas
Mata air dari Bukit Kaba mengalir ke kolam pemandian
melalui saluran air yang dilengkapi sistem pengaturan suhu. Airnya yang jernih
dan terasa hangat menebarkan rayuan agar orangdatang menghampiri untuk berendam
dan merilekskan tubuh mereka. Di Suban Air Panas nyatanya memang akan menjadi
tempat untuk Anda menikmati air hangat di tengah cuaca dingin dengan hadiah
tambahan pemandangan nan elok.Suban Air Panas berada di Desa Penantian,
Kelurahan Tulang Ulu, Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi
Bengkulu. Tujuan wisata seluas 30 hektar itu memiliki suasana nyaman karena
dikelilingi area perbukitan rimbun menghijau.Ini adalah tujuan wisata alam tertua di Kabupaten Rejang Lebong sekaligus
di Provinsi Bengkulu. Sejak zaman Pendudukan Jepang, masyarakat sekitar
menemukan dan menggunakannya untuk menyembuhkan penyakit kulit. Lalu tepat pada
1967 obyek wisata ini dibangun dan terus dikembangkan. Anda sekarang bisa
menikmati 5 kolam air hangat dan 1 kolam air dingin untuk berwisata bersama
keluarga.Usai berendam Anda pun dapat melanjutkan dengan trekking melihat dua
buah air terjun yang tidak jauh dari Suban Air Panas. Tinggi air terjun pertama
tingginya mencapai 50 meter, kemudian yang kedua lebih rendah yakni 15 meter.
Uniknya, salah satu dari air terjun tersebut bercabang dua menghasilkan
panorama yang luar biasa memesona. Berbeda dengan kolam pemandian, air terjun
tersebut memiliki suhu dingin namun rupanya seringjuga dinikmati wisatawan.Selain
itu, di sekitar kolam terdapat dua buah batu megalitikum yaitu Batu Tri Sakti dan
Batu Menangis. Keduanya memiliki mitos, Batu Tri Sakti diyakini dihuni oleh
tiga orang hebat yang kerap menjaga pengunjung.Sementara itu, pada Batu
Menangis, warga setempat sering mendapatinya mengeluarkan air. Ada legenda
darinya terkait seorang putri yang bernama Gemercik Emas yang menangiskarena
tidak ingin dijodohkan dengan seorang asal Rejang bernama Putra Gambir Melang.
Pantai Sungai Suci
Objek wisata pantai Sungai Suci merupakan salah satu
objek wisata yang menjadi andalan Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu
yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan luar daerah,di pantai ini juga
merupakan salah satu lokasi mencari batu akik (batu cincin), karena cukup
banyak bertebaran di sepanjang pantai. Objek wisata tersebut berlokasi di Desa Pasar Pedati,
Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, atau berada di perbatasan
antara Kota Bengkulu dengan Bengkulu Utara. Transportasi ke lokasi cukup lancar
dan bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum, dengan jarak tempuh hanya
15 km dari Kota Bengkulu dan sekitar 20 km dari Bandara Fatmawati.
Referensi
- https://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu
- http://pariwisata.bengkuluprov.go.id/ver2/index.php/potensi-pariwisata/bengkulu
- http://www.indonesia.travel/destinations/destination/27/bengkulu#
Komentar
Posting Komentar